Ibu kota baru Indonesia rencananya hanya boleh dilewati kendaraan listrik sebagai kendaraan harian, menurut keterangan yang diberikan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Niat pemerintah untuk memindahkan ibu kota bukan hanya bicara infrastruktur seperti gedung dan isinya saja.
“Yang kita ingin pindahkan adalah sebuah perubahan pola pikir, pola kerja, sistem yang semuanya akan baru, kita akan install sistem sehingga orang mengikuti semua sistem yang ada,” kata Jokowi.
Kepala Bappenas sekaligus Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Suharso Monoarfa mengatakan bahwa beberapa kementerian kini tengah mengkaji penerapan tersebut di beberapa negara sebagai bahan percontohan. Agustus tahun lalu, Kementerian Perhubungan menyatakan kesiapannya dalam memenuhi kebutuhan ibu kota baru akan kendaraan listrik seperti BRT (Bus Rapid Transit).
Moeldoko, yang kini menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan, berharap hal ini juga bisa diterapkan di berbagai tempat wisata di seluruh Indonesia.
“Sebaiknya mesti mobil listrik, kemarin Pak Presiden menuju ke daerah-daerah wisata di Toba dan daerah-daerah lain diharapkan semua mobil listrik semuanya. Agar wisatawan yang ke sana betul-betul bisa menikmati udara yang bersih,” ujar Moeldoko ketika menghadiri Indonesia Electric Motor Show 2019 di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Rabu (4/9/2019).
Dikabarkan sebelumnya, Presiden Joko Widodo tidak akan memperbolehkan kendaraan ber-bbm mengotori ibu kota baru dengan gas beracunnya. Ibu kota baru yang rencananya berada di Kalimantan Timur diharapkan hanya boleh dilewati kendaraan listrik ramah lingkungan. Ia juga mengatakan bahwa ibu kota baru yang terletak di kecamatan Sepaku kabupaten Penajam Paser Utara ini merupakan daerah hijau berkonsep smart city yang didukung sistem transportasi otomatis.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.